BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebuah Negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai macam permasalahan
yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara – negara yang
memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah ketenagakerjaan,
dan pengangguran di Indonesia sudah menjadi masalah pokok bangsa ini dan
membutuhkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak
menghambat langkah Negara Indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju.
Pada
masyarakat yang tengah berkembang, pendidikan diposisikan sebagai sarana untuk
peningkatan kesejahteraan melalui pemanfatan kesempatan kerja yang ada. Dalam
arti lain, tujuan akhir program pendidikan bagi masyarakat pengguna jasa
pendidikan adalah teraihnya lapangan kerja yang diharapkan. Lapangan pekerjaan merupakan indikator penting tingkat kesejahteran masyarakat dan sekaligus menjadi indikator keberhasilan suatu bangsa.
B. Rumusan Masalah
Dan sesuai dengan urain diatas yang
menyinggung tentang masalah yang menyangkut tentang masalah pengangguran. Maka
saya merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa
pengertian dari Pengangguran itu ?
2. Apa yang
menjadi masalah pengangguran di Negara Indonesia ?
3. Bagaimana
keadaan pengangguran di Negara Indonesia ?
4. Apa dampak dari pengangguran bagi Negara Indonesia ?
5. Solusi apa untuk mengatasi
pengangguran ?
C. Tujuan
pembahasan
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian (
Definisi ) dari pengangguran
2. Untuk mengetahui apa yang
menjadi masalah pengangguran di Negara indonesia
3. Untuk mengetahui keadaan
pengangguran di Negara Indonesia
4. Untuk mengetahui akibat yang
timbul dari pengangguran
5. Untuk mengetahui solusi mengatasi
pengangguran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengangguran
Pengangguran
adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang
mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari
kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolah smp, sma, mahasiswa
perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak / belum
membutuhkan pekerjaan. Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang
yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua
hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau
para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya.
Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap
penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat
menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya
GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti
Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih
banyak orang.
Jenis & Macam Pengangguran
1. Pengangguran Friksional / Frictional
Unemployment
Pengangguran friksional adalah
pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu,
informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.
2. Pengangguran Struktural / Structural
Unemployment
Pengangguran struktural adalah
keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi
persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu
perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia
yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
3. Pengangguran Musiman / Seasonal
Unemployment
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi
kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.
Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukang jualan durian yang
menanti musim durian.
4. Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik
turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada
penawaran kerja.
Pengangguran juga dapat dibedakan atas
pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dan dukalara (involuntary
unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran yang menganggur untuk
sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan
pengangguran duka lara adalah pengangguran yang menganggur karena sudah
berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.
B. Masalah pengangguran di Negara Indonesia
Tingginya
angka pengangguran, masalah ledakan penduduk, distribusi pendapatan yang tidak
merata, dan berbagai permasalahan lainnya di negara kita menjadi salah satu
faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di negara kita. Namun yang
menjadi manifestasi utama sekaligus faktor penyebab, rendahnya taraf hidup di
negara - negara berkembang adalah terbatasnya penyerapan sumber daya, termasuk
sumber daya manusia. Jika dibandingkan dengan negara - negara maju.
Pemanfaatan sumber daya yang
dilakukan oleh negara - negara berkembang relatif lebih rendah dari pada yang
dilakukan di negara - negara maju karena buruknya efisiensi dan efektivitas
dari penggunaan sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.
Dua penyebab utama dari rendahnya pemanfaatan sumber daya manusia adalah karena
tingkat pengangguran penuh dan tingkat pengangguran terselubung yang terlalu
tinggi dan terus melonjak.
Pengangguran penuh atau terbuka yakni terdiri dari orang-orang yang
sebenarnya mampu dan ingin bekerja, akan tetapi tidak mendapatkan lapangan
pekerjaan sama
sekali.
Pengangguran
umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah
lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya. Pengangguran yang berkepanjangan
juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya.
Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu
negara.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran
terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga
kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
C. TINGKAT PENGANGGURAN
1. Tingkat Pengangguran Menurut Umur
Tingkat
pengangguran yang dimaksud disini adalah tingkat pengangguran terbuka atau open unemployment rate. Ukuran ini
merupakan salah satu tolak ukur ketenagakerjaan yang banyak digunakan untuk
melihat sampai seberapa jauh penawaran tenaga keja, serta bagaimana permintaan
akan kesempatan kerja. Diperoleh dengan cara menghitung jumlah absolut angkatan
kerja yang menganggur, baik mereka yang baru lulus sekolah dan pertama kali
mencari pekerjaan, maupun yang sudah pernah bekerja tetapi sedang mencari
kembali pekerjaan, dibagi dengan total angkatan kerja dikalikan seratus. Jika
tingkat pengangguran 10 persen, berarti ada 10 orang penganggur dari setiap 100
orang angkatan kerja. Memperlihatkan pola tingkat pengangguran yang sangat
umum, yaitu memiliki persentase yang tinggi pada kelompok umur muda (15-19
tahun), kemudian menurun tajam hingga usia 30-34 tahun. Pada umur-umur tua,
relatif stabil rendah, untuk kemudian meningkat lagi pada kelompok usia non
produktif, karena mungkin masih banyak yang pensiun tapi masih mencari
pekerjaan.
2. Tingkat Pengangguran Menurut Tingkat
Pendidikan
Tingkat pengangguran menurut tingkat
pendidikan yang ditamatkan lebih menarik untuk di bahas. Pada umumnya tingkat
pengangguran di pedesaan lebih rendah dari perkotaan, namun pada tingkat SLTP
angkanya sedikit lebih tinggi di pedesaan, dan pada klasifikasi SLTA angkanya
hampir sama. Kemungkinan penyebab ini adalah banyaknya lulusan SLTP yang tidak
mampu melanjutkan pendidikan ke SLTA, tetapi langsung mencari kerja.
Baik di daerah pedesaan maupun di perkotaan, tingkat
pengangguran yang paling tinggi adalah pada jenjang SLTA. Kondisi ini belum
banyak berubah sejak beberapa decade terakhir Hal ini dapat dibuktikan dengan mengkaji
ulang.
D. DAMPAK
PENGANGGURAN BAGI NEGARA
INDONESIA
Kecenderungan
pengangguran terdidik di Negara Indonesia semakin
meningkat namun upaya perluasan kesempatan pendidikan dari pendidikan menengah
sampai pendidikan tinggi tidak boleh berhenti. Akan tetapi pemerataan
pendidikan itu harus dilakukan tanpa mengabaikan mutu pendidikan itu sendiri.
Karena itu maka salah satu kelemahan dari sistem pendidikan kita adalah
sulitnya memberikan pendidikan yang benar-benar dapat memupuk profesionalisme
seseorang dalam berkarier atau bekerja. Saat ini pendidikan kita terlalu
menekankan pada segi teori dan bukannya praktek. Pendidikan seringkali
disampaikan dalam bentuk yang monoton sehingga membuat para siswa menjadi
bosan. Pendidikan dalam wujud praktek lebih diberikan dalam porsi yang lebih
besar dan cara pembelajaran dan pemberian pendidikkan pun diberikan dalam wujud
yang lebih menarik dan kreatif.
Selain masalah pendidikan, dampak dari
pengangguran juga mengakibatkan tingginya angka inflasi. Hal itu karena tidak
seimbangnya antara permintaan dan
penawaran barang dan jasa. Ini membuktikan tingginya laju inflasi di negara kita
lebih banyak dipengaruhi sektor riil, bukan sektor moneter. Jika kita mengambil
kesimpulan mengenai masalah inflasi di Indonesia bahwa ternyata laju inflasi
tidak semata ditentukan faktor moneter, tapi juga faktor fisik. Ada empat
faktor yang menentukan tingkat inflasi, tingkat inflasi ditentukan faktor fisik
prasarana.
Melonjaknya inflasipun karena dipicu oleh kebijakan pemerintah yang menarik
subisidi sehingga harga listrik dan BBM meningkat. Kenaikan BBM ini telah
menggenjot tingkat inflasi bulan Juni 2001 menjadi 1,67 persen. Dampak ini
masih terasa sampai bulan Juli 2001 yang akan memberikan sumbangan inflasi
antara 0,3-1 persen. Efek domino yang ditimbulkan pun masih menjadi pemicu
kenaikan harga lainnya. Diperkirakan inflasi tahun ini.
1.
dampak positif dari pengangguran yaitu :
a. memberi pekerjaan menteri tenaga kerja & pakar/
pengamat ekonomi
b. rating iklan lowongan kerja meningkat
c. muncul tabloid " lowongan pekerjaan "
d. warnet laris manis, info lowongan kerja/lamaran lewat internet
e. Media TV memuat Headline news, membahas pengangguran
f. tumbuhnya kreatifitas untk membuat lapangan pekerjaan sendiri.
g.adanya bursa tenaga kerja yang mempertemukan pelamar dan perusahaan, peserta
membayar sejumlah uang.
h. tenaga kerja murah.
2.
dampak negatif dari pengangguran yaitu :
1. kriminalitas meningkat, utamanya yang bermotif ekonomi
2. beban sosial tinggi, pemerintah harus mensubsidi penangguran
3. daya beli menurun, inflasi, beberapa perusahaan bisa gulung tikar
4. pendapatan perkapita merosot, tingka kesejahteraan rakyat menurun
5. maraknya demo, pengangguran ikut demo apa saja, yang penting di bayar
6. orang tua pada stress menanggung beban hidup anaknya masih blm dapat
pekerjaan ( pengangguan semu ).
E. SOLUSI MASALAH PENGANGGURAN DI NEGARA INDONESIA
masalah penganggur
terbuka (open unemployed) dan setengah
penggangur (underemployed) bukanlah persoalan kecil yang harus dihadapi oleh
bangsa Indonesia dewasa ini dan ke depan.
penganggur terbuka yang di alami masyarakat Indonesia sekarang ini sudah
mencapai sekitar dua kali dari penduduk Malaysia. Penganggur itu berpotensi
menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dan
kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yang luar biasa.
Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik,
sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai
penghasilan. Bisa kita bayangkan berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus
disubsidi setiap harinya. Bekerja berarti memiliki produksi. Seberapa pun
produksi yang dihasilkan tetap lebih baik dibandingkan jika tidak memiliki
produksi sama sekali. Karena itu, apa pun alasan dan bagaimanapun kondisi
Indonesia saat ini masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai
upaya. Sering berbagai pihak menyatakan
persoalan pengangguran itu adalah persoalan muara. Berbicara mengenai
pengangguran banyak aspek dan teori disiplin ilmu terkait. Yang jelas
pengangguran hanya dapat ditanggulangi secara konsepsional, komprehensif,
integral baik terhadap persoalan hulu maupun muara. Sebagai solusi
pengangguran, berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh sebagai berikut :
1.
Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi
kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945
dengan partisipasi semua masyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi jadikan
penanggulangan pengangguran menjadi komitmen nasional. Untuk itu diperlukan dua
kebijakan, yaitu kebijakan makro dan mikro (khusus). Kebijakan makro (umum)
yang berkaitan erat dengan pengangguran, antara lain kebijakan makro ekonomi
seperti moneter berupa uang beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai
tukar yang melibatkan Bank Indonesia (Bank Sentral), fiskal (Departemen
Keuangan) dan lainnya. Dalam keputusan rapat-rapat kebinet, hal-hal itu harus
jelas keputusannya dengan fokus pada penanggulangan pengangguran. Jadi setiap lembaga
pemerintah yang terkait dengan pengangguran harus ada komitmen dalam
keputusannya dan pelaksanaannya.
2. Segera melakukan pengembangan
kawasan-kawasan, khususnya yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas
dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka
lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan
akan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
baik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia maupun keuangan (finansial).
3. Segera membangun lembaga sosial yang
dapat menjamin
kehidupan penganggur. Hal itu dapat dilakukan serentak
dengan pendirian Badan Jaminan Sosial Nasional dengan embrio mengubah PT
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) menjadi Badan
Jaminan Sosial Nasional yang terdiri dari berbagai devisi menurut sasarannya.
Dengan membangun lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan tercatat
dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci, keberadaaan
lembaga itu dapat disusun dengan baik.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengangguran terjadi disebabkan
antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari
jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar
kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para
pencari kerja.akibat dari pengangguran yang semakin tinggi dapat membuat negara
kita semakin terbelakang dari negara lain. Jadi setiap lembaga pemerintah yang
terkait dengan pengangguran harus ada komitmen dalam keputusannya dan
pelaksanaannya.
Kritik dan Saran
Demikianlah
makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Ibarat ”tak ada
gading yang tak retak”, tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan maka dari
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah
selanjutnya. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA